Pada soal ini mereka mempertanyakan kesimpulan yang hasilnya tidak sesuai logika. Sebab jika diikuti aturan silogisme seperti berikut,
Maka dengan proposisinya adalah sebagai berikut:
p: Saya lapar,
q: Saya makan dan
r: Saya kenyang
akan didapat kesimpulan: Jika saya lapar maka saya kenyang.
Gak masuk akal bukan? Kata mereka yang mempertanyakan.
Mari kita lihat disisi yang berbeda.
Jika kita sepakat bahwa, lapar adalah lawan dari kenyang. Maka proposisi 'Saya lapar' adalah 'p' sedangkan proposisi 'saya kenyang' adalah ~p atau negasi dari p.
Maka silogismenya akan menjadi,
Untuk bentuk yang lebih sederhana, (ingat sifat bahwa p -> q setara dengan ~p V q)
Kesimpulannya adalah ~p atau Saya kenyang.
Udah bisa diterima logika kan? :D hhehehee...
Tapi.... Ada yang perlu kita luruskan.
Pelajaran logika sebenarnya bukan tentang BENAR atau SALAH, TRUE or FALSE.
Lebih tepat kita katakan tentang VALID atau TIDAK VALID.
Contoh permasalahan diatas, ketika orang menyimpulkan Jika saya lapar maka saya kenyang. Maka sebenarnya ini sudah valid secara logika, berdasarkan premis yang diberi.
Hanya saja, sebagian kita membawanya kepada pelajaran bahasa, yang akhirnya pembahasan berubah menjadi pembahasan bahasa, bukan tentang kevalidan cara berfikir atau logika. :D
Semoga bermanfaat..
2 comments:
Harusnya suatu hal yg valid maka secara bahasanya ya sudah pasti benar
yup seharusnya seperti itu.
hanya saja, dalam ilmu logika, lebih dikedepankan tentang cara berfikirnya.
misal saja seperti ini: jika p maka q
dari segi bahasa, apa ini maksudnya?
:D semoga bermanfaat.
Posting Komentar